Menjengkelkan.
Sekarang saya ketambahan kewajiban mandi setiap harinya. yang awalnya hanya 2 kali mandi, jadi nambah 3 kali. Satu, mandi air sebelum kekantor. Dua, mandi keringat pas lagi di pete-pete(baca:angkot) menuju kantor (wiss.. Makassar tambah panas *kipas-kipas*). Nah, mandi ketiga yaitu mandi debu.
Kenapa demikian?
Beberapa hari yang lalu sampah dan endapan selokan disepanjang jalan sungai saddang baru diangkat (tau dunk gimana semerbaknya aroma got *yaaks!!*). Dampaknya jalanan jadi menyempit karena sampah dan endapan yang hitam kental itu(bisa dibayangkan bertambah macetnya jalan seiprit itu). Ternyata setelah sesi pengangkatan, sampah dan endapan itu dibiarkan saja di sepanjang jalan selama beberapa hari mungkin tujuannya untuk mengeringkan dulu, baru diamankan ketempat lain. Tapi sisa-sisa endapan yang mengering bisa dengan bebasnya berlarian, menclok sana-sini karena angin yang ditimbulkan oleh laju kendaraan dengan kecepatan normal sekalipun. Debu-debu itu sangat mengganggu, baik dari segi estetika, kesehatan dan kenyamanan.
Masih heran saja dengan pekerjaan umum pemerintah. Dari tahun gajah sampai era digital, kinerjanya ndak berubah. Ndak peduli akan kepentingan warga. Yang dipedulikan itu cair termin 1, proyek dijalankan kemudian proyek selesai, cair termin 2.
Uugh!! eneg!
lantas harus sampai kapan saya 3 kali mandi setiap harinya?
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks sudah mampir dan ninggalkan jejak ;)