Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
3

dan aku pun punya mimpi

tanpa sadar bibirku berceloteh kepadamu
tentang rumah kayu kurang lebih 1 meter dari bumi
serta pohon besar sebagai satpam setia tak pernah tidur,
siap merondai pekarangan walau tanpa kaki
sesekali dedaunan gugur namun memperindah bukan membuat sampah

aku memasuki kamar tidur dengan spring bed yang dikelilingi ranjang tanpa kolong,
karena aku ingat ketakutanmu itu
tiap malam kembang air menemani kecupan demi kecupan,
ditaruh di sudut yang telah kita pilih
bolam temaram menambah kesyahduan percintaan,
menempel apik di sisi atas kepala ranjang
shower menjadi saksi bisu penghilang kelelahan kemesraan malam tadi,
kemarin dan malam kemarinnya lagi
piyama, kemeja, t-shirt dan bawahan serta lingeri berbaris rapi di dalam almari dinding,
tentunya cermin bertengger manis di depan situ

kemudian tuturanku beralih ke tempat penjamuan penyambang rumah kayu kita
hanya ada meja kayu beralas karpet turkey dan bantal berserakan di sana
tumbuhan berpot juga ada, namun kala gelap pasti ku keluarkan
akan ku ingat akuarium berisi koi atau koki dengan gemericik menjadi penenang
lukisan abstrak atau karyamu akan ku bingkai dan pajang sebagai penghangat suasana
tak lupa, bufet jadi penghalang keceriaan kita di waktu mengisi perut
dapur pun harus rela berada dibawah, bercengkerama ramah bersama pencucian

di bagian lain ada kamar bayi, khusus momongan kelak
pastinya box bayi telah tersedia, lemari berwarna-warni dengan wallpaper cerah,
ikut meninabobokannya
ada mainan diatasnya, bintang dan bulan tak ketinggalan di langit-langit,
menerangi bayi kita ketika siang tak lagi hadir

aku tersedu, merintih
mengingat semua itu
tak bisa melupakan
mimpi indah ini
hanya dan tak lain
bersama mu
hanya dengan kamu

tanpa bermaksud mendahului-NYA
tapi aku meminta, memohon
untuk bersama mu
dan hanya bersama kamu
dengan mimpi-mimpiku yang tak bukan
bersama kamu
yang aku impikan selalu
yah... hanya kamu

aku memohon dengan sangat kepada-NYA



kota daeng, 07maret08
-mimpiinimembuatakulebihmendekatkankepadaNYAdankamu-

0

s o s o k

dulu
aku kenal sosok
tak pernah ku temui sebelumnya
seperti ini, seperti dia-
bisa lebih dari apa yang dibenak

hingga aku
salut dengan tanggung jawabnya
tergelitik oleh canda dan pemikirannya
puji keteguhan janjinya
berdecak untuk semangat membaranya
kagum akan kasih dan perhatiannya
yang bukan saja untukku
juga kepada mereka

lalu
buat ku luluh dan mencinta
timbulkan rasa nyaman
serta bangga berada di dekatnya

tapi sekarang
aku tidak menemukan itu semua
kemana?
hilangkah?
atau tak ditampakkan?

aku takut
kalau semuanya lenyap
takut sekali
aku galau
bila semuanya tak kembali
teramat galau
karena kamu
seperti hidup tanpa nyawa
bagai mayat hidup
berjasad namun tak miliki spirit
jadikan aku tak mengenal lagi
kehilangan amat sangat
dan tentu merindu kembalinya sosok itu


kota angingmammiri, 070208


-sesaat-sebelum-hadirnya-sosok-

adakah...

khayal pun melayang
menuntun menyaksikan penggalan usang

samar tapi ada

selalu ada

dan akan selalu ada

mengajak untuk dikais

terus... hingga tak bersisa

hingga terjebak diakhiran ini

tersungkur

terpuruk

sesak






adakah bahu yang bisa aku pinjam?

kota anging mammiri, 160108
2

Intan : Sejatinya adalah Romantisme

Tak disangka begitu inbox saya terbuka
Ada namaku tercetak di subject mailing list favorit saya
Namun saya tak tau, apa memang puisi indah ini diperuntukkan untukku
Dan ternyata benar, puisi indah itu untuk saya.

Terima kasih, Daeng Rusle
Puisinya indah, teramat indah malah

Romantism:
:: intan

pada tigabelas ketukan sitar di tepi malam yang senyap
cahaya rembulan meliukkan siluet senyum dan tangis
menghantar pada diam yang hinggap di satu noktah - kenangan

sepuluh malam lalu dirimu menggantang kenangan
menyaring bulir dan remah kisah yang tak sempat dihapus waktu
mata yang risau mencari sebulir kecup
yang pernah disapukan pada ribuan jenak yang pasrah
memaku dirimu teronggok pada rana, dan kedinginan

dulu sekali, - kau menamakannya masa yang merindu
pernah kaupinjamkan buku bersampul romantis
bertulis lewat lirik dan senyum seperti sawo yang ranum
bercerita tentang masa yang kusebut 'gairah yang menanti'
sebuah euforia yang disajikan terlalu dini, mungkin
dan aku menganggapnya seperti bulir padi yang ditanak

buku, yang mampu menceritakan romantis pada sampulnya itu
kau pinta pada saat yang dini, juga
euforia yang memintal gairah di dalamnya seketika layu
terbang dan terbuang, tak sempat menjelma kain yang hangat
hanya menjadi rajutan mimpi
yang kini mesti kukejar kembali

kembali?
maaf, mungkin tidak lagi

aku sudah menjelma
mawar bertatahkan intan
wangi, kokoh dan juga berduri!

pasir ridge, 16Januari2008
oleh Daeng Rusle

Back to Top